Efektivitas pengelolaan kawasan lindung laut (KKL) semakin mendapat perhatian di seluruh dunia. Meskipun jumlah KKL meningkat, hanya sedikit yang mencapai tingkat perlindungan yang diperlukan untuk memberikan dampak positif pada ekosistem dan keanekaragaman hayati. Komitmen global terkini, seperti Konvensi PBB tentang Target 3 Keanekaragaman Hayati (30×30), secara khusus menyerukan agar 30% wilayah daratan dan laut 'dilestarikan dan dikelola secara efektif melalui sistem kawasan lindung yang representatif secara ekologis, terhubung dengan baik, dan diatur secara adil serta tindakan konservasi berbasis wilayah yang efektif lainnya.' Untuk mencapai tujuan ambisius ini, diperlukan pemahaman yang jelas tentang cara meningkatkan efektivitas pengelolaan dan pengakuan terhadap tantangan yang terkait dengan perluasan kawasan lindung.

Dokter Johnny Briggs, Direktur Pew Bertarelli Ocean Legacy, memberikan gambaran umum tentang maksud target 30x30 dan tantangan dalam mencapai 30% perairan global dalam konservasi yang efektif. Dr. Arthur Tuda, Direktur Eksekutif Asosiasi Ilmu Kelautan Samudra Hindia Barat, berbagi wawasan tentang upaya di Samudra Hindia Barat untuk memenuhi tujuan ini. Dokter Annick Cros, Kepala Ilmu Ketahanan di The Nature Conservancy, memperkenalkan kursus daring tentang efektivitas pengelolaan Reef Resilience Network yang akan datang. Diskusi tersebut menyoroti tantangan utama: perluasan kawasan lindung laut telah menyebabkan kapasitas pengelolaan yang terbatas, keterbatasan pendanaan, dan kebutuhan penting untuk membangun kapasitas guna memastikan konservasi yang efektif.

Sumber Daya

Webinar ini dipersembahkan oleh Reef Resilience Network dan Blue Nature Alliance, bekerja sama dengan International Coral Reef Initiative sebagai bagian dari rangkaian webinar #ForCoral. Jika Anda tidak memiliki akses ke YouTube, kirimkan email kepada kami di resilience@tnc.org untuk salinan rekaman.

 

Logo RRN TNC ICRI BNA
Translate »