Tantangan Penginderaan Jauh Laut
Penginderaan Jauh di lingkungan laut memiliki serangkaian tantangan tambahan tersendiri dibandingkan dengan penginderaan jauh terestrial. Misalnya, permukaan air, kedalaman air, dan kejernihan air (kekeruhan) mempengaruhi penetrasi cahaya.
Grafik di atas menunjukkan dua jalur cahaya melalui air:
Jalan di sebelah kiri menunjukkan pantulan cahaya oleh permukaan air (kilat). Cahaya menembus air pada sudut (pembiasan). Cahaya menyebar karena air dan partikel lain di dalam air serta kolom air (kedalaman). Semakin dalam cahaya menembus, semakin menjadi dilemahkan. Cahaya dipantulkan di bagian bawah oleh lamun dan ditangkap oleh sensor pasif di pesawat.
Jalan di sebelah kanan menunjukkan cahaya yang masuk ke dalam air secara membentuk sudut (pembiasan), pengaruh hamburan karena kedalaman (depth) dan kekeruhan air (kejernihan air) yang menyebabkan redaman cahaya. Cahaya dipantulkan di bagian bawah oleh lamun dan ditangkap oleh sensor pasif pada satelit.
Perangkat Penginderaan Jauh
Perangkat Penginderaan Jauh, yang dikembangkan oleh Dr. Chris Roelfsema dan Dr. Stuart Phinn di University of Queensland, adalah alat untuk membantu para manajer, ilmuwan, dan teknisi yang bekerja di lingkungan laut, darat, dan atmosfer menavigasi tantangan penginderaan jauh dan memilih alat terbaik untuk skenario yang berbeda.