Apa itu Ketangguhan?
Ketahanan didefinisikan sebagai kemampuan suatu sistem untuk mempertahankan fungsi dan proses utama dalam menghadapi tekanan atau tekanan dengan melawan dan kemudian pulih dari atau beradaptasi dengan perubahan. ref Ini dapat diterapkan pada kedua sistem ekologi, dan sistem sosial (misalnya, komunitas manusia). Ini juga dapat diterapkan pada sistem yang bergantung pada masyarakat, seperti sistem ekonomi yang mempertahankan mata pencaharian, sistem tata kelola yang melakukan perencanaan dan pengelolaan, atau lingkungan binaan (misalnya, infrastruktur dan perumahan).
Tiga Komponen Ketahanan
Ketahanan mencakup tiga komponen:
- Perlawanan
- pemulihan
- transformasi
Perlawanan mengacu pada kemampuan sistem untuk mentolerir dampak, sedangkan pemulihan mengacu pada kemampuan sistem untuk bangkit kembali. Transformasi adalah kemampuan sistem untuk beradaptasi dengan perubahan, mempertahankan fungsi dan proses utama. ref
Sosial-ekologis Ketahanan
Ketahanan merupakan konsep kunci untuk memahami bagaimana sistem sosial-ekologi terumbu karang dapat bertahan meskipun terjadi gangguan lokal dan ancaman perubahan iklim global. ref Konsep ketahanan relevan untuk memahami bagaimana sistem sosial-ekologi terumbu karang dapat bertahan meskipun ada gangguan dan ancaman lokal dari perubahan iklim global.
Tiga Dimensi Ketahanan Karang
Ketahanan terumbu karang dapat dipengaruhi oleh terumbu karang, individu dan komunitas yang bergantung padanya, dan sistem pengelolaannya. Mengelola ketahanan terumbu karang memerlukan perencanaan lintas tiga dimensi: ekosistem, masyarakat, dan tata kelola.
Dimensi ekosistem mencakup ekosistem terumbu yang lebih luas, habitat terkait (misalnya, lamun, bakau), dan daerah aliran sungai yang memberi makan dan berdampak pada terumbu.
Dimensi komunitas mencakup semua pemangku kepentingan yang bergantung pada terumbu karang untuk mata pencaharian, nilai budaya, dan manfaat kesehatan (misalnya, nelayan, Masyarakat Adat dan komunitas lokal, atau organisasi non-pemerintah).
Dimensi pemerintahan berfokus pada struktur organisasi yang mengelilingi ekosistem terumbu karang dan komunitasnya.
Ketahanan Ekologis
Ketahanan ekologis mengacu pada kemampuan suatu ekosistem, seperti terumbu karang, untuk mempertahankan fungsi dan proses utama dalam menghadapi tekanan atau tekanan, dengan bertahan dan kemudian beradaptasi dengan perubahan. ref Ekosistem yang tangguh dicirikan sebagai dapat beradaptasi, fleksibel, dan mampu menghadapi perubahan dan ketidakpastian, tanpa beralih ke keadaan stabil alternatif. ref Untuk contoh, sistem terumbu karang yang tangguh mampu menyerap ancaman jugaut tetap beralih ke keadaan yang didominasi ganggang. ref
Ketahanan Sosial
Ketahanan sosial didefinisikan sebagai kemampuan komunitas manusia untuk mengatasi dan beradaptasi dengan ancaman seperti perubahan sosial, politik, lingkungan, atau ekonomi. Komunitas yang tangguh lebih siap untuk mengatasi perubahan dan ketidakpastian yang memungkinkan mereka untuk mengambil tindakan proaktif untuk mengamankan masa depan mereka. Penting bagi pengelola untuk bekerja dengan komunitas yang bergantung pada terumbu dan memahami kerentanan mereka terhadap perubahan kondisi terumbu dan untuk mendukung upaya adaptasi. ref
Kerentanan sosial adalah ukuran kemampuan komunitas manusia untuk menahan guncangan dan tekanan terhadap penghidupan dan kesejahteraan dan merupakan kunci untuk menilai ketahanan sosial. Kerentanan mencakup komponen berikuts: ref
- Pencahayaan: sejauh mana masyarakat dipengaruhi oleh perubahan (misalnya, keterpaparan masyarakat terhadap gangguan yang mengancam penghidupan mereka atau penggunaan sumber daya terumbu karang)
- Sensitivitas: ketergantungan masyarakat dan individu pada sumber daya terumbu karang (misalnya, mata pencaharian yang semata-mata terkait dengan penangkapan ikan atau pariwisata)
- Kapasitas adaptif: kemampuan untuk mengkonversi sumber daya (termasuk keuangan, alam, manusia, sosial, dan fisik) untuk menanggapi gangguan dan perubahan
Paparan dan sensitivitas menentukan dampak potensial yang dapat dialami suatu sistem. Kapasitas adaptif adalah kemampuan masyarakat untuk meredam dampak potensial. Semua faktor ini menentukan kerentanan total.
Sistem Tata Kelola yang Mendukung Ketahanan
Tata kelola mencakup kebijakan, praktik, aturan, dan peraturan yang menetapkan tanggung jawab dan akuntabilitas bagi masyarakat dan pembuat keputusan terkait dengan sistem terumbu karang.
Sistem sosio-ekologi lebih tangguh ketika sistem tata kelola yang mengawasinya transparan dan akuntabel, dan ketika dipercaya dan berpengetahuan luas. Ketika dimensi tata kelola lemah, atau kekurangan atribut-atribut ini, ia kurang efektif dalam membantu pemulihan sistem sosio-ekologis setelah guncangan (misalnya, angin topan, peristiwa pemutihan) atau mengatasi tekanan kronis (misalnya, kenaikan permukaan laut, kemerosotan ekonomi). Ketika tata kelola kuat, lebih mampu mendukung adaptasi dan pemulihan.