Jahson Berhane Alemu I (peserta dalam 2010 Training of Trainers Workshop) dan rekan penulis Ysharda Clement baru-baru ini menerbitkan makalah “Pemutihan Karang Massal di 2012 di Karibia Selatan". Selama 6 bulan, mereka memantau sekitar 650 koloni (terdiri dari 30 taksa) di tiga lokasi di seluruh Tobago selama peristiwa pemutihan pada tahun 2010. Tujuan penelitian mereka adalah untuk menemukan simpul ketahanan terumbu di Tobago dengan mengidentifikasi taksa yang tahan terhadap pemutihan. Kami menanyakan lebih banyak kepada Jahson tentang penelitiannya. Secara khusus, kami ingin tahu bagaimana pengelola terumbu karang bisa belajar dari pengalamannya. Inilah yang dia katakan:
Menurut Anda bagaimana temuan Anda akan memengaruhi pengelolaan terumbu karang di Tobago?
Temuan kami sekarang berkontribusi pada landasan berbasis bukti, di mana pengelola terumbu dapat membuat keputusan yang lebih tepat. Temuan kami sekarang telah diintegrasikan ke dalam Rencana Tanggap Pemutihan, di mana seperangkat taksa telah dimasukkan untuk menentukan dampak pemutihan dan dampak antropogenik lainnya pada kesehatan terumbu.
Apa yang paling mengejutkan Anda selama analisis penelitian Anda?
Berbagai macam respons taksa terhadap stimulus yang sama. Ini akan menjadi subjek penelitian masa depan.
Apa saran yang Anda miliki untuk manajer dan praktisi terumbu karang yang mencoba mengidentifikasi terumbu tangguh?
Ketahanan terumbu berarti banyak hal dan terus berkembang. Pendapat saya adalah bahwa Anda tidak akan mengetahuinya dalam satu penilaian. (Yah, mungkin Anda bisa, dan semoga berhasil!) Tetapi saya bukan ahli dan saya baru saja mulai. Bagi saya, memiliki pemahaman pribadi yang jelas tentang apa artinya dan bagaimana saya bermaksud menerapkan pengetahuan ini, misalnya melalui pengembangan rencana tanggapan dan pemilihan KKL adalah inti dari pendekatan saya. Studi ini hanyalah satu dari beberapa yang sedang dilakukan untuk lebih memahami dinamika terumbu dan masa depan terumbu karang di Tobago.
