Aktivitas manusia di wilayah pesisir, seperti pertambangan, pertanian, urbanisasi, dan pembuangan limbah, menurunkan kualitas air di daerah aliran sungai terdekat, sehingga berdampak negatif pada ekosistem pesisir hilir seperti terumbu karang. Kualitas air yang terganggu ini pada gilirannya berdampak pada kesehatan manusia, melalui penyebaran penyakit, berkurangnya ketersediaan pangan akibat menurunnya perikanan, dan penyakit akibat makanan laut yang terkontaminasi. Masalah kesehatan ini mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan melebihi $19 miliar per tahun (USD 2022).

Dampak pengelolaan daerah aliran sungai terhadap kesehatan manusia seringkali terabaikan; namun hal ini menawarkan peluang untuk mendorong tindakan dan memanfaatkan investasi jangka panjang dan berskala besar, sekaligus meningkatkan kualitas air ekosistem pesisir. Penulis merangkumnya dampak dari buruknya kualitas air terhadap manusia, terumbu karang, dan organisme terumbu karang pada Tabel 2

Pengelolaan DAS terpadu merupakan pendekatan lintas sektor yang komprehensif yang meningkatkan kualitas air dan sekaligus menawarkan manfaat tambahan bagi alam dan manusia. Artikel ini menguraikan strategi pengelolaan daerah aliran sungai yang efektif, termasuk:

  • Perencanaan: Libatkan berbagai pemangku kepentingan, pemilik lahan, dan penerima manfaat di seluruh DAS dalam proses ini.
  • Koordinasi: Membentuk otoritas pengelolaan multi-sektor (misalnya komisi daerah aliran sungai) dengan mandat dan sumber daya untuk mengoordinasikan tindakan di semua sektor.
  • Monitoring: Melakukan penilaian dan penelitian untuk mengidentifikasi sumber dampak berbasis lahan terhadap terumbu karang dan wilayah yang risikonya tumpang tindih dengan kesehatan masyarakat.
  • Mobilisasi sumber daya: Mengembangkan mekanisme pembiayaan berkelanjutan.
  • Penskalaan: Membantu mengintegrasikan kesehatan ekosistem terumbu karang ke dalam pengelolaan daerah aliran sungai dan perencanaan kesehatan masyarakat. Dokumentasikan dan komunikasikan proses manajemen termasuk praktik terbaik dan pembelajaran.

Implikasi bagi para manajer

  • Keterlibatan dengan sektor lain (perusahaan air minum, organisasi kesehatan masyarakat, petani, sektor swasta) dalam mengelola input hulu dan kualitas air hilir dapat meningkatkan kesehatan ekosistem pesisir.
  • Lembaga-lembaga yang berfungsi sebagai organisasi penghubung (seperti otoritas daerah tangkapan air) dapat memfasilitasi pengelolaan daerah aliran sungai, dan akan berfungsi dengan baik jika lembaga-lembaga tersebut mempunyai mandat dan anggaran operasional yang ditetapkan secara hukum.
  • Memasukkan masyarakat adat dan komunitas lokal dalam pendekatan tata kelola kolaboratif dapat membantu menjembatani lintas sektor dan mengatasi tantangan sistem daerah aliran sungai pada skala yang sesuai.
  • Saat merancang kebijakan, lakukan penilaian terhadap keterhubungan antar sistem dan pertimbangkan potensi trade-off antar sektor. Misalnya, meskipun pembangunan lahan basah dapat meningkatkan kualitas air dan kesehatan ekosistem, hal ini juga secara tidak sengaja dapat berdampak pada risiko penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.
  • Pembiayaan yang berkelanjutan dan berjangka panjang sangat penting untuk perbaikan daerah aliran sungai. Mengingat keterlibatan dan manfaat multi-sektor, pendanaan dapat bersumber dari daerah aliran sungai, kesehatan masyarakat, perubahan iklim, dan inisiatif konservasi lainnya.

Penulis: Wakwella, A., A. Wenger, A. Jenkins, J. Lamb, CD Kuempel, D. Claar, C. Corbin, K. Falinski, A. Rivera, HS Grantham dan SD Jupiter
Tahun: 2023
Lihat Full Article

Prisma Cambridge: Kontrak Berjangka Pesisir, 1, e27, 1-17 doi: 10.1017/cft.2023.15

porno youjizz xmxx guru xxx Seks
Translate »