Koloni karang dewasa merupakan organisme sesil, artinya mereka tinggal di tempat yang sama selama ribuan tahun. Namun, mereka menghabiskan awal kehidupannya sebagai larva yang bergerak, yang dapat menyebar puluhan hingga ratusan kilometer sehingga membentuk keanekaragaman genetik terumbu karang. Demikian pula, spesies ikan dan invertebrata berdampak terhadap dinamika ekosistem terumbu karang dan komunitas lokal saat mereka melintasi bentang laut saat masih larva dan dewasa. Memahami konektivitas terumbu karang dan menggunakan informasi ini dalam pengambilan keputusan pengelolaan, seperti merancang jaringan kawasan perlindungan laut, dapat menjadi alat yang ampuh untuk membangun ketahanan.
Webinar ini mengeksplorasi dua pendekatan berbeda untuk mendapatkan wawasan tentang konektivitas terumbu karang: model hidrodinamik dan genetika populasi. Para ahli memaparkan kedua teknik tersebut, termasuk apa yang bisa dan tidak bisa dijelaskan oleh teknik-teknik tersebut, dan menunjukkan bagaimana masing-masing pendekatan telah digunakan untuk mendukung pengelolaan di Kepulauan Pasifik. Presentasi ini dimaksudkan untuk membantu pengelola kelautan memahami pendekatan mana yang paling sesuai dengan skala, anggaran, dan jadwal proses pengambilan keputusan mereka.
Presenter:
- Annick Cros – Spesialis Sains dan Pelatihan, Reef Resilience Network, The Nature Conservancy
- Dr.Courtney Cox – Pendiri dan Direktur, Barefoot Ocean
- Nicole Crane, MSc, MAR – Direktur Eksekutif, Program Smith Fellows; Satu Orang Satu Karang
- Juni Amolo – Direktur Ilmu dan Tata Kelola Kelautan, Rare
Sumber Tambahan
-
Menghubungkan Kawasan Konservasi Laut Palau: Pendekatan Genetika Populasi untuk Konservasi
-
Struktur Genetik Populasi Antara Yap dan Palau untuk Karang Acropora hyacinthus
Webinar ini dipersembahkan oleh Reef Resilience Network melalui dukungan penuh dari Program Konservasi Terumbu Karang NOAA dan The Nature Conservancy dalam kemitraan dengan International Coral Reef Initiative (ICRI) sebagai bagian dari seri webinar #ForCoral mereka.