Untuk memitigasi dampak polutan terhadap ekosistem terumbu karang, pengelola memerlukan ambang batas kualitas air berdasarkan data. Studi ini melakukan tinjauan komprehensif dan meta-analisis, menilai dampak berbagai polutan, termasuk logam, pestisida (herbisida, insektisida, fungisida), hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH), dan bifenil poliklorinasi (PCB), pada karang Scleractinian.  

Pengaruh polutan terhadap kesehatan karang bervariasi berdasarkan jenis polutan, konsentrasinya, dan tahap kehidupan karang. Misalnya, paparan terhadap tembaga mengakibatkan rendahnya keberhasilan pembuahan gamet karang pada konsentrasi 22.6 µg/L, penurunan keberhasilan penyelesaian larva karang pada 27.7 µg/L, penurunan tingkat kelangsungan hidup larva pada 44.7 µg/L, dan penurunan efisiensi fotosintesis karang dewasa sebesar 285.5 µg/L. Logam lain, seperti aluminium, kadmium, dan besi, umumnya menunjukkan dampak yang terbatas terhadap karang hingga mencapai konsentrasi yang jauh lebih tinggi, meskipun ketersediaan data terbatas.  

Tabel 3 menguraikan kisaran polutan, konsentrasi terukurnya, respons karang yang sesuai, dan tingkat dampak buruk terendah yang diamati (LOAEL). Pengelola dapat menggunakan LOAEL sebagai ambang batas konservatif untuk memandu strategi pengelolaan terumbu karang.  

Implikasi bagi para manajer 

  • Memanfaatkan pedoman konservatif untuk ambang batas polutan yang mempertimbangkan pengaruh berbagai pemicu stres, dampak tidak mematikan, dan efek gabungan pada siklus hidup karang. Untuk menerapkan pendekatan yang lebih konservatif, selaraskan pedoman pengelolaan dengan konsentrasi maksimum polutan dalam air, bukan konsentrasi rata-rata. 
  • Mengatasi penyebab stres lokal, termasuk polutan kimia, untuk meningkatkan ketahanan, ketahanan, dan pemulihan terumbu karang dalam menghadapi penyebab stres global seperti perubahan iklim. Karena banyak polutan berasal dari daratan, maka diperlukan strategi pengelolaan yang komprehensif dari punggung bukit hingga karang.  
  • Gunakan teknik molekuler untuk mengidentifikasi tekanan subletal pada karang sebelum terjadi penurunan kesehatan karang. Pendekatan proaktif ini dapat membantu dalam mendiagnosis masalah sejak dini dan mengevaluasi efektivitas intervensi pengelolaan. 

Penulis: Nalley, EM, LJ Tuttle, AL Barkman, EE Conklin, DM Wulstein, RH Richmond dan MJ Donahue 

Tahun: 2021

Ilmu Lingkungan Total 794: 148632. doi.org/10.1016/j.scitotenv.2021.148632

Lihat abstrak

Email untuk artikel lengkap: resilience@tnc.org

porno youjizz xmxx guru xxx Seks
Translate »